Blogger
Manado Tuai Pujian
Fakta
: Semua tempat, waktu dan kegiatan adalah benar
Gaya
Bahasa : Hiperbola
Catatan : Cerita ini mengandung pemaknaan 4 Pilar MPR RI
***
Manado, “Modal makan dan tampang doang”. Kalimat
sinis ini mulai terkikis. Sumbang prestasi anak muda manado masakini, bukti sedang
mengikis paradikma lama soal porsi makan,
kecantikan dan ketampanan orang manado yang katanya tidak sebanding isi
prestasi.
Terbalik.
Akhir-akhir ini Manado sering jadi primadona tingkat nasional bahkan
internasional. Coba cari, banyak prestasi darah warga Sulut menjuarai beberapa
perlombaan bergengsi tingkat nasional. Riset
ke google. Sulawesi Utara (Sulut) cukup mendominasi prestasi. Tak hanya
perstasi, pujian beberapa forum tingkat nasional, Manado jadi pusat perhatian
panitia dan peserta lainnya.
Persis yang di alami keempat Netizen utusan Sulut, Surya Anggawirya Zas (Koordinator) Guntur Tangkudung, Heidi Kristian Repi dan Faradila Bachmid. Melalui kumpulan blogger, vlogger, youtuber dan pegiat media sosial lain, melakukan kopi darat dalam kegiatan yang digagas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Pengalaman mereka berjumpa dengan Netizen dari 11 Provinsi, selama kegiatan tiga hari di Jakarta, berkesan menuai pujian.
Blogger
Manado jadi ujung tombak kegiatan Netizen MPR RI. Tak sekedar pujian fisik,
tampan dan cantik, Surya Anggawirya Zas bersama Faradila Bachmid ditunjuk
mewakili peserta Netizen seindonesia untuk memandu Deklarasi yang terkumandang
di Gedung Nusantara V, MPR RI, Jakarta, Minggu (9/12/2018).
Adapun
isi empat poin deklarasi yang dipandu oleh Blogger Manado dan diikuti seluruh
Netizen seindonesia, Pertama, setuju untuk tidak menyebarkan konten hoax dan
SARA. Kedua, bijak bermedia sosial sesuai dengan pancasila. Ketiga, menerapkan
empat pilar MPR RI dalam literasi digital. Keempat, bersatu membuat keren
Indonesia dengan konten yang positif.
Pujian
positif terhadap Empat Netizen utusan Sulut itu, memang sudah bermula sejak
kehadiran mereka di hari pertama.
Hari Pertama, Seluruh peserta Netizen registrasi
diri. Luar biasanya, Netizen Manado lebih dulu duduk di meja registrasi. Mereka
tiba sebelum panitian tiba. Selanjutnya, makan malam bersama, dan mengikuti
pembukaan kegiatan tepat di hotel sultan Jakarta (7/12/18). Tampang keempat
orang itu mulai menarik perhatian. Ruangan seolah penuh bunga. Mata para panitian
dan netizen lainnya seraya tak sabar ingin berkenalan.
“Wow..
Selamat datang Netizen Manado. Wah Anda-Anda Sangat ganteng dan Cantik” Sambut pembawa acara.
Pertemuan
itu di awali dengan perkenalan. Masing-masing menyebutkan nama, asal, dan alamat
blogger, vlogger, youtuber dll. Dan lagi-lagi, Netizen
Manado tampak kembali menarik perhatian, Perkenalan mereka memesona.
Sememesona status keterlibartan mereka sebagai penggiat media social dan eksis di dunia Blogger.
Adalah Surya Anggawirya Zas, selaku koordinator Sulut, Surya memiliki banyak situs website. Programer, dan memiliki ide cerdas soal perkembangan dunia cyber. Begitupun, Guntur Tangkudung, perkenalannya cukup memikat hati. Selain tampangnya yang agak korea-koreaan, ia adalah Seorang wartawan sekaligus blogger yang eksis menebar konten-konten positif, karya jurnalistiknya bisa terakses melalui “manadopedia(dot)com”. Faradila Bachmid, wanita Netizen Sulut yang hadir saat itu. Barangkali, Anda sudah mengenalnya. Ia dinubuatkan sebagai duta wanita literasi Sulut. Ia pun pernah peroleh juara Provinsi Satu Indonesia Aword 2017. Dan perkenalan terakhir, Heidi Kristian Repi. Sosok satu ini sedikit mengheningkan ruangan ketika ia berdiri dan akan memperkenalkan diri. Ditambah, penggunaan kemeja putih yang cukup elegan, menyempurnakan perkenalannya. Sehingga, perkenalannya seraya sedang dinanti-nantikan. Heidi Kristian repi adalah guru, sekaligus eksis membuat konten blog. Profil lengkapanya dapat di akses melalui “heskihendom(dot)com”.
Keempat Netizen Sulut itu, tak hanya berhasil menarik perhatian hari pertama. Di hari keduapun mereka makin menjadi pusat perhatian. Selain makin eksis, dan menjadi prioritas pertimbangan kala akan menuangkan beberapa gagasan segar baik isi point deklarasi dan rancangan aksi-aksi positif sebagai warganet, perhatian tertuju karena porsi makan pagi Netisen Manado di hari kedua itu terlihat sedikit menusuk mata.
Hari Kedua, Sabtu, 08/12/2018, hari paling menguras energi. Sebab,
di hari ini, Netizen diajak menemui beberapa lokasi penting. Yakni, Ke gedung
MPR RI, Setelah itu, Museum Macan, selanjutnya ke Kota Tua dan akan makan malam
bersama di resto Jimbaran Ancol. Sebelum berangkat, Netizen harus makan pagi di
Hotel Sultan.
Ini
menarik. Manado di kenal jago makan. Namun, kali ini, porsi makan pagi empat
Netizen sulut itu menusuk mata Netizen lainnya. Meski mereka tahu, ini hari
berat. Banyak aktifitas Fisik, namun keempar Netizen Sulut memilih menu buah
dan air putih. Sekarang, pandangan mereka bukan lagi keheranan kerena porsi
makan menggunung bak gunung lokon, namun mereka heran dengan pilihan menu pagi mereka
yang terlihat sederhana.
“Wah.
Bukannya orang manado jago makan bang ?” Tanya heran sahabat Netizel asal Malang
“Iya.
Tidak semua Orang Manado seperti itu teman, kalo kami, nantilah kau lihat saat
makan Siang dan malam. Baru kamu tahu aslinya”
Hening,
dan tawa mereka terbelah.
Hari Ketiga, Minggu, 9/12/18. Kegiatan akan usai di hari ini.
Mengakhirinya, Netizen kembali terundang datang ke Gedung Nusantara V MPR RI. Penutupan
kegiatan bersama Sekretaris Jenderal MPR, Dr Ma'ruf Cahyono SH. MH. Nah,
disinilah peran puncak kedua Perwakilan Netizen Sulut. Surya dan Fara, menjadi
pusat perhatian saat deklarasi dikumandangkan tepat didepan peserta Netizen se
Indonesia, dan seluruh panitia lainnya.
Persisi
yang diliput oleh catatan Jurnalis dari Manado
Pedia, salah satu Peserta Netizen MPR RI, bahwa, Dua wakil asal Sulawesi Utara ini terpilih membacakan
deklarasi mewakili netizen seluruh Indonesia. Total ada empat poin dalam
Deklarasi Netizen tersebut.
Usai
membaca deklarasi, Surya didampingi sejumlah netizen langsung memberikan
lembaran deklarasi yang sudah dibingkai kepada Sekretaris Jenderal MPR, Ma’ruf
Cahyono
Terpilihnya
pasangan asal Sulut menjadi pembaca deklarasi ternyata bukan tanpa alasan.
Panitia
pusat Deklarasi Netizen MPR RI, Mira Sahid mengatakan ada beberapa faktor
sehingga dua tokoh muda asal Sulut dipilih sebagai deklarator empat poin
penting itu.
“Kedewasaan
netizen Sulawesi Utara sudah terbukti. Ketika ada isu yang riskan merusak
stabilitas keamanan, semuanya langsung saling mengingatkan,” kata penulis buku
Secangkir Kopi untuk Blogger ini.
Mira
salut dengan tuah slogan Torang Samua Basudara, Baku-baku bae kong baku Inga,
dan Torang Samua Ciptaan Tuhan yang begitu menjiwai kehidupan warga Sulut.
“Pencipta
slogan ‘Torang Samua Basudara’ adalah Pak (EE) Mangindaan. Beliau kini menjabat
wakil Ketua MPR, yang selalu berjuang menggaungkan empat pilar kebangsaan,”
jelasnya.
Lanjut
dia, kedewasaan dan kesadaran netizen Sulut diharapkan bisa tercipta di seluruh
pelosok nusantara, agar masyarakat Indonesia selalu mengedepankan persatuan
dalam bingkai NKRI.
Surya
dan Dila kata Mira, juga mewakili sosok tokoh muda yang getol memberikan
informasi dan pencerahan di blog, web dan media sosial.
“Surya
mewakili generasi muda melek teknologi yang menggunakan kecakapannya untuk
merawat kebhinekaan dan persatuan NKRI. Dila adalah seorang wanita pegiat
literasi digital yang berjuang untuk mencerdaskan masyarakat,” jelasnya.
Surya
Anggawirya Zas mengaku tak menyangka ditunjuk menjadi pembaca deklarasi
Netizen. Dia menyatakan kebanggaannya mengharumkan nama daerah di tingkat
nasional.
Ketua
Blogger Manado ini berjanji, hal yang diterima dalam pertemuan tingkat nasional
ini, akan diteruskan kepada netizen di daerah.
“Banyak
hal yang dipelajari dalam kegiatan ini. Tiga hari kami saling berbagi ilmu dan
pengalaman untuk saling melengkapi. Intinya, kami siap berkolaborasi dengan
pemerintah untuk kemajuan bangsa,” janjinya.
Hal
sama juga dikatakan Faradila Bachmid. Bagi dia, pengetahuannya di bidang
literasi digital akan terus dibagikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Diketahui,
44 orang Netizen dari 11 kota Indonesia, diundang khusus menghadiri pertemuan
dengan Sekretaris Jenderal MPR. Mereka adalah kelompok blogger, youtuber dan
influencer.
Sebelum
pertemuan dengan Sesjen MPR, para pegiat media sosial tersebut merumuskan
konsep, hingga akhirnya mengambil kesimpulan empat poin.
MPR
dan para netizen sepakat sama-sama berjuang mengembalikan identitas dan
keluhuran Indonesia yang kini dinilai mengalami degradasi nilai.
Netizen
juga berjanji turut menyosialisasikan empat pilar kebangsaan yang selama ini
didengungkan MPR hingga menjadi nafas masyarakat Indonesia.
Empat
pilar itu adalah Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
***